Dukung Transisi Energi, Harita Nickel Bakal Bangun PLTS Atap
Ilustrasi PLTS (Foto: Getty Images/iStockphoto/undefined undefined)
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel mengungkapkan rencana untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap dengan kapasitas sebesar 40 Megawatt Peak (MWp) pada 2024 ini. Direktur Health, Safety and Environment Harita Nickel Tonny Gultom mengatakan kapasitas 40 MWp itu merupakan tahap awal dari target pembangunan PLTS Atap perseroan yang sebesar 300 MWp. Langkah ini sebagai upaya transisi energi untuk mengurangi emisi karbon.
“Jadi PLTS yang 40 Megawatt Peak (MWp) benar kita akan bangun tahun ini. Sebesar 40 MWp itu dari rencana 300 MWp,” kata Tonny dikutip dari Antara, Rabu (17/7/2024).
Tonny membeberkan rencana PLTS itu akan ditempatkan di atap pabrik milik perseroan, di mana ke depan juga akan dibangun di atas lahan bekas tambang perseroan.
“Kami rencanakan penempatannya saat ini 40 MWp itu di atap pabrik dan di atap camp. Ke depannya akan bangun di atas bekas tambang,” ujar Tonny.
Ia menyadari pembangunan PLTS Atap ini membutuhkan investasi yang cukup mahal jika dibandingkan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). “Karena satu megawatt itu sekitar 1 hektar butuhnya (lahan),” ujar Tonny.
Harita Nickel menargetkan pembangunan PLTS Atap sebesar 300 MWp sebagai upaya mengurangi emisi karbon untuk mendukung Indonesia mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060.
Tonny memperkirakan pembangunan PLTS Atap mencapai US$ 1-1,5 juta per 1 MWp. Dengan begitu, biaya untuk kapasitas 300 MWp dapat mencapai US$ 300-450 juta atau sekitar Rp 4,8-7,2 triliun (kurs Rp 16.098).
Dalam aspek environmental, Harita Nickel saat ini masih didominasi menggunakan PLTU batu bara sebagai energi untuk mendukung operasional bisnis, baik dalam sektor pertambangan maupun hilirisasi.
Sebagaimana diketahui, pemerintah sendiri mulai merealisasikan program penghentian operasional PLTU batu bara secara bertahap sebagai upaya mewujudkan NZE pada 2060 mendatang.